semua hal yang dicapai, yang dimiliki, masih cacat.
fondasi dan sinar varnishnya ilusi
menyenangkan dari jauh; penuh retak hasil cetak tak akurat
persis vas bunga yang dikira cantik namun berdebu tak asik di rak diskon
debunya dilirik pelanggan baru
“bahannya tidak kokoh, 2 tahun pun pecah.” ucap sang pengrajin
usang dan dipoles lagi,
usang dan dipoles lagi,
rusak dan dibuang lagi.
pengrajin dan pemilik toko teguh katakan tak mampu,
“ini terlalu sulit, melelahkan.”
tak sampai hati mereka tuk katakan bahwa ini produk cacat, maka mereka putuskan untuk katakan semua rakyat,
“ini murni salah kami, kami yang kurang kompeten. kelak ia dipoles oleh pengrajin handal, memang bukan kami.”
walau semua pun tahu, produk cacat ya cacat.
rakyat putuskan tak tertarik lagi.
gosip telah lama padam padahal dibakar habis-habisan di awal.
lalu pemilik toko itu memandang rak eksklusif di belakangnya, barang antik tak dimakan waktu.
masih yang terbaik.
“sampai kapanpun kan ku simpan dan sisakan ruang untuknya.” ujarnya dalam hati
disimpan rapi dalam diary, bak rahasia kelas tinggi.